• Jumat, 24 Maret 2023

Kemenkes Ungkap 6 Dugaan Penyebab Hepatitis Akut di Indonesia

- Rabu, 25 Mei 2022 | 16:27 WIB
Ilustrasi virus (Pixabay/qimono)
Ilustrasi virus (Pixabay/qimono)


NaraTimes.com - Kasus hepatitis akut misterius yang melanda sejumlah negara di dunia termasuk Indonesia semakin menjadi perhatian.

Hingga saat ini penyebab kasus hepatitis akut di Indonesia masih belum diketahui secara pasti.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH mengungkapkan ada enam dugaan penyebab kasus hepatitis akut berdasarkan data UK Health Security Agency, 19 Mei 2022.

Baca Juga: Lee Junho 2PM Kalahkan Jungkook dan Jimin BTS jadi Idola Pria Terpopuler di YouTube Korea

Dugaan penyebab kasus hepatitis akut tersebut adalah adenovirus biasa, adenovirus varian baru, sindrom post-infeksi SARS-CoV-2,  paparan obat, lingkungan, atau toksin, patogen baru, kemudian varian baru SARS-CoV-2.

''Ini hipotesis-hipotesis, atau kemungkinan-kemungkinan, atau dugaan-dugaan sebagai penyebab hepatitis akut,'' kata dr. Syahril pada konferensi pers secara virtual di Jakarta, Selasa, 24 Mei 2022, dikutip NaraTimes dari kemenkes.go.id.

dr. Syahril mengungkapkan, hipotesis tersebut terjadi di Inggris terutama dan Amerika.

Baca Juga: Kenali Cara Penularan Cacar Monyet dan Gejalanya, Kemeskes Tetap Waspada

Terkait kondisi di Indonesia, ia mengatakan tinggal menunggu informasi terbaru hasil penelitian dugaan penyebab hepatitis akut tersebut.

''Nanti kita ikuti saja karena ini baru hipotesis, kita akan mengarah ke 6 hipotesis itu yang menjadi dugaan kuat oleh para ahli atau para ilmuwan,'' ucapnya.

Situasi nasional hepatitis di Indonesia per tanggal 23 Mei 2022 pukul 16.00 WIB kasus kumulatif dugaan hepatitis akut ada 35 kasus.

Baca Juga: Menparekraf Sandiaga Uno Jadikan Keris Sumenep Sebagai Souvenir di KTT G20

19 kasus di antaranya discarded, dan ada 16 kasus probable dan pending classification.

16 kasus ini tersebar di 10 provinsi yakni DKI Jakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, Bangka Belitung, Jambi, Sumatera Barat, Banten, DIY, dan Sulawesi Selatan.*

Editor: Ibnu Haldun

Sumber: kemenkes.go.id

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X