NARATIMES.COM – Pusat kuliner di tengah kota bisa jadi terasa terlalu mainstream bagi kalangan muda saat ini. Kehadiran Space 56 di wilayah Gunung Bohong, Cimahi, Bandung Barat, menjadi salah satu contoh bahwa pusat kuliner tak selalu harus di pusat kota besar.
Pantauan melalui akun instagram space_56, cafe yang memiliki sapaan frendjan alian friend jajan untuk para pelanggannya ini menghadirkan sejumlah konsep yang menarik untuk ditiru di tempat lain.
Hal itu pun terungkap dari paparan Ishfihana Hafny, pengelola Space 56 tersebut.
“Space 56 itu awalnya kami ingin mengoptimalkan lahan yang belum termanfaatkan di area Gunung Bohong Cimahi agar lebih produktif. Waktu kita cek-cek, ternyata lahan ini dekat ke mana-mana, dan ya udah akhirnya kita gaskeun bikin Space 56, warung tapi asa cafe, tempat ngalegeday...,” ujarnya dengan nada riang.
Ngalegeday adalah istilah dalam Bahasa Sunda yang kurang lebih berarti rebahan.
Menurut Oenay, sapaan akrab Ishfihana Hafny, Space 56 dikembangkan dengan konsep warung.
“Kebetulan lahan yang kami manfaatkan itu bekas bengkel dan ada bangunan yang tidak terpakai, jadi kami memanfaatkan kembali bahan-bahan bangunan yang masih bagus untuk digunakan kembali,” ujar Oenay.
Pengunjung Space 56 bisa melihat di bangunan utama terdapat kayu- kayu lama yang digunakan untuk tiang- tiang Space 56.
Begitu pula dengan dengan sebagian batu bata ekspos yang menjadi dinding Space 56.

“Konsep rustic ini kami perluas dengan elemen yang lain.. kami searching dan googling foto- foto cafe yang lucu dan menggemaskan, terutama yang dekat-dekat pantai, seperti Bali gitu,” lanjut alumnus Fikom Unpad dan alumnus di Masjid Salman ITB tersebut.
Konsep-konsep tersebut, lanjut Oenay, diadaptasikan ke Space 56.
Di luar itu, lokasi Space 56 dekat dengan Unjani (Universitas Jenderal Ahmad Yani) dan beberapa sekolah di Cimahi. Itu sebabnya, awalnya Space56 menyasar Mahasiswa Unjani dan siswa SMA-SMP di sekitarnya.
“Kami juga mencermati kalau di Cimahi tengah di daerah Gunung Bohong belum ada warung yang sifatnya slow moving, harga makanan dan minumannya murah dan enak buat ngumpul- ngumpul serta buat nugas.. jadi harapannya Space56 dijadikan ‘markas’ untuk nugas, kumpul- kumpul dan bersosialisasi,” tambah Oenay.
Artikel Terkait
Pertahankan Nasionalisme Melalui Makanan, Arief Rosyid ‘Urunan’ Jadi Investor Resto Indonesia di Madrid
Ini Kuliner Favorit 7 Presiden RI, Siapa yang Suka Mie Instan?
KAKAPEAN & PIPITNESAN: Bisnis Kuliner dan Kebugaran Sekaligus Ruang Kumpul Keluarga dan Anak Muda