NARATIMES.COM – Situasi global yang diwarnai pandemi, juga perang di Ukraina, mempersulit upaya pencapaian SDGs global. Secara global, capaian SDGs masih di bawah 15 persen, sementara itu tingkat kelaparan global mencapai posisi tertinggi sejak 18 tahun belakangan.
Di sisi lain, sepertiga negara berkembang mengalami krisis utang, sementara komitmen bantuan dari negara maju kepada negara berkembang tak kunjung terealisasi
Sebagai contoh, komitmen bantuan US$100 miliar per tahun untuk mengatasi perubahan iklim sampai saat ini belum terealisasi.
Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam press briefing kegiatan Sidang Majelis Umum PBB 18 september 2023.
Berdasarkan SDGs Report 2023 yang dikeluarkan PBB, lanjut Menlu Retno, 50% target SDGs mengalami kemajuan yang lambat, 30% stagnan atau bahkan mengalami kemunduran.
Dalam laporan tersebut dinyatakan bahwa untuk menutup gender gap diperlukan waktu hingga 286 tahun.
Sementara itu, pencapaian SDGs Indonesia jauh lebih tinggi dari rerata dunia. Berdasarkan data Bappenas 63% indikator telah mencapai target, 15% menunjukkan tren membaik, serta total 78% indikator SDGs telah tercapai dan progress-nya semakin membaik;
Di sisi lain, masih ada 22% yang perlu perhatian khusus.
Indonesia, ujar Menlu Retno, melakukan berbagai upaya untuk mempercepat pencapaian SDGs. Langkah itu di antaranya menyelaraskan SDGs dengan RPJMN, melokalkan SDGs hingga sampai ke tingkat desa, memperkuat kemitraan multi-pihak, dan mobilisasi pendanaan pembangunan inovatif, termasuk blended finance.
Kondisi Asia Pasifik dan ASEAN
Situasi yang menantang juga harus dihadapi negara-negara di kawasan Asia Pasifik dan Asia Tenggara.
SDGs Progress Report 2023 yang dikeluarkan UNESCAP mencatat bahwa progress SDGs di Asia Pasifik dan Asia Tenggara baru mencapai 14,4%.
Sementara itu, diperkirakan 90% target SDGs tidak akan bisa dicapai pada 2030 dan diperlukan 42 tahun lagi untuk mencapai SDGs.
Sementara untuk ASEAN, data development gap massih cukup tinggi.
Artikel Terkait
Program PENA Beri Kontribusi terhadap Penurunan Tingkat Kemiskinan Ekstrem di Indonesia
Demi Kebaikan Masyarakat Dunia, Presiden Ajak ASEAN dan PBB Perkuat Kerja Sama
Sekjen PBB: Bhinneka Tunggal Ika Bisa Jadi Pemersatu Keberagaman Asia dan Dunia