NARATIMES.COM - Nomo Koeswoyo mengawali karir grup musiknya bersama Koes Bersaudara, yang dibentuk pada 17 Februari 1958.
Koes Bersaudara beranggotakan John Koeswoyo (bas), Tonny Koeswoyo (gitar), Yon Koeswoyo dan Yok Koeswoyo (vokal), dan Nomo Koeswoyo (drum).
Juga ditambah personel dari luar keluarga Koeswoyo, yaitu Jan Mintaraga dan Tommy Darmo (gitar).
Pada 1964, si sulung John Koeswoyo berkeluarga dan mengundurkan diri, sehingga menyisakan empat personel kakak beradik yang dipimpin Tonny Koeswoyo.
Baca Juga: Pertemuan Bilateral Indonesia dan Singapura Hasilkan Sejumlah Kesepakatan Penting
Setelah sukses membuat beberapa album, pada 1965 ditangkap dan dipenjara oleh rezim Soekarno di Penjara Glodok, karena mereka memainkan musik "ngak ngik ngok" (kebarat-baratan), yang terlarang pada masa itu.
Saat terjadi penangkapan, Nomo sedang berada di luar. Namun dengan kesadaran sendiri ia mendatangi kantor polisi sore harinya dan meminta ditahan, sebagai wujud solidaritas kepada saudara-saudaranya.
Keempatnya kemudian menghuni hotel prodeo tanpa proses pengadilan selama 3 bulan.
Mereka dibebaskan pada 29 September 1965, sehari sebelum pecah Gerakan 30 September PKI. Selepas itu, karier bermusik mereka kembali berjalan.
Baca Juga: Presiden Minta Jajaran Terkait untuk Jaga Ketersediaan Pupuk bagi Petani
Kendati sukses dalam bermusik dan memiliki nama besar, namun mereka tak luput dari kesulitan ekonomi.
Karena harus memilih antara bermusik dengan berbisnis untuk menghidupi keluarganya, ditambah ada perbedaan pendapat dengan saudaranya, Nomo pun keluar dari Koes Bersaudara pada 1969.
Sepeninggal Nomo Koeswoyo, Koes Bersaudara merekrut personel baru (Murry, drum) dan mengubah namanya menjadi Koes Plus.
Setelah sukses menjadi pengusaha, Suami dari Fancise Loen atau Fatimah Francisca itu pun kembali bermusik dan membentuk grup No Koes pada 1973.
No Koes beranggotakan Usman (gitar rhythm), Sofiyan (drum), Said (bas), Bambang Arsianti (lead guitar), dan Pompi Suradimansyah (keyboard).