Menurut Ismail, untuk tahap awal, pengairan masih cukup dengan mengandalkan air hujan dan kandungan air di tanah eks-lahan sawit yang masih sangat banyak.
"Diperkirakan untuk dua kali tanam masih bisa, selanjutnya bisa dibangun embung berkapasitas sampai dengan 6.000 meter kubik dan juga sumur-sumur pompa serta sprinkler," ujar Ismail Widadi.
Pada tahap pertama, Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua, juga melakukanbpembersihan lahan (land clearing) dari sisa tanaman pohon sawit.
Kepala Balai Wilayah Sungai Papua Kementerian PUPR Nimbrot Rumaropen mengatakan, bahwa untuk penanaman jagung perdana, Kementerian PUPR juga diminta membantu untuk menyiapkan lahan hingga siap tanam, seperti membajak dan menggemburkan tanah.
Artikel Terkait
Pemerintah Siapkan 10.000 Hektar Lahan Food Estate di Keerom Papua