• Rabu, 31 Mei 2023

Menteri PUPR: Perubahan Iklim dan Tata Guna Lahan Sebabkan Intensitas Hujan dan Debit Sungai Meningkat

- Kamis, 23 Maret 2023 | 17:14 WIB
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono hadir sebagai pembicara pada Forum Diskusi HELP Special Event: 6th UN Special Thematic Session on Water Disasters, di New York, Amerika Serikat, Selasa, 21 Maret 2023.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono hadir sebagai pembicara pada Forum Diskusi HELP Special Event: 6th UN Special Thematic Session on Water Disasters, di New York, Amerika Serikat, Selasa, 21 Maret 2023.

NARATIMES.COM – Berdasarkan data hidrologi yang tercatat di Indonesia, perubahan iklim dan tata guna lahan telah menyebabkan peningkatan intensitas curah hujan harian dan debit sungai secara signifikan. Hal itu memicu bencana yang terkait dengan air di sejumlah tempat di Indonesia.

“Secara geografis, Indonesia bukan merupakan salah satu wilayah yang dilalui oleh lintasan siklon tropis. Namun saat ini banyak siklon tropis yang terjadi di Indonesia dan secara tidak langsung berdampak pada kondisi cuaca,” papar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.

Pemaparan Menteri PUPR itu disampaikan dalam Forum Diskusi HELP Special Event: 6th UN Special Thematic Session on Water Disasters, di New York, Amerika Serikat, Selasa, 21 Maret 2023. Acara ini merupakan side event dari rangkaian acara UN 2023 Water Conference yang berlangsung dari 22 hingga 24 Maret 2023.

Baca Juga: Wapres: Jadikan Ramadhan sebagai Momentum untuk Bersyukur kepada Allah SWT

Menteri PUPR juga menyebutkan, untuk mengatasi bencana terkait air akibat perubahan iklim di Indonesia, Kementerian PUPR terus mengoptimalkan pengoperasian 230 bendungan eksisting dengan menerapkan teknologi prediksi curah hujan dan ketinggian air untuk dapat menentukan waktu pelepasan air bendungan secara akurat,” kata Menteri PUPR.

Selain itu, Kementerian PUPR juga mengamankan lebih banyak kapasitas bendungan untuk menyimpan curah hujan yang berlebihan dan menyerap debit aliran keluar puncak.

Meski demikian, Kementerian PUPR masih menghadapi kendala. Sebagian besar dari 230 bendungan di Indonesia memiliki kapasitas penyimpanan kurang dari 50 persen dari aliran masuk tahunannya.

“Bendungan kami bisa dengan mudah terisi air di awal musim hujan, sehingga tidak menyisakan ruang untuk resapan puncak pembuangan. Kondisi menjadi lebih menantang karena hanya beberapa bendungan yang dilengkapi dengan pintu di spillway atau intake untuk melepaskan air lebih awal dan menyediakan ruang bagi curah hujan yang lebih tinggi,” terang Menteri PUPR.

 Baca Juga: Kementerian Agama Siapkan Skema Layanan Khusus bagi Jemaah Haji Lansia

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Kementerian PUPR berupaya memodifikasi bendungan dengan mengoptimalkan kapasitas intake dan menambah pintu air.

“Hal ini perlu dilakukan untuk memungkinkan pelepasan air dapat terjadi lebih awal di tampungan bendungan, sehingga terdapat ruang penyimpanan bagi debit puncak selanjutnya. Implementasi strategi ini telah diterapkan pada 62 bendungan yang baru dibangun dan sedang dibangun,” jelas Menteri PUPR.

Kementerian PUPR juga bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk optimalisasi pemanfaatan prediksi curah hujan.

“Informasi prakiraan dan prakiraan cuaca dievaluasi secara menyeluruh dan digunakan sebagai masukan untuk pengoperasian dan pemeliharaan infrastruktur Kementerian PUPR,” jelas Menteri Basuki.

Baca Juga: Kurangi Angka Kecelakaan Sepeda Motor, CARS Indonesia Kampanyekan Klik Helm

Halaman:

Editor: Wagiyo NT

Sumber: pu.go.id

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X