• Rabu, 31 Mei 2023

Peringatan Hari Santri Nasional 22 Oktober 2021: Pondok Pesantren Jadi 'Best Practice' Revolusi Mental

- Minggu, 17 Oktober 2021 | 08:15 WIB
Logo Peringatan Hari Santri Nasional 2021 (Pic/kemenag.go.id)
Logo Peringatan Hari Santri Nasional 2021 (Pic/kemenag.go.id)

NaraTimes.com - Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Budaya, dan Prestasi Olahraga Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Didik Suhardi mengatakan penanaman dan pembinaan karakter harus dilakukan sejak dini.

Dilansir dari laman kemenkopmk.go.id, Sabtu 16 Oktober, Didik menjelaskan salah satu contoh best practice dan wujud penerapan revolusi mental adalah di institusi madrasah dan pondok pesantren di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU).

Menurutnya, di pondok pesantren telah dilakukan penanaman karakter sejak dini kepada para santri.

Baca Juga: Fresh! Kode Redeem Free Fire, Minggu 17 Oktober 2021: Bisa Klaim Diamond Resmi dari Garena

Hal itu diungkapkannya jelang peringatan Hari Santri Nasional (HSN), 22 Oktober 2021. 

"Dari mulai madrasah di lingkungan NU saya kira sudah diajarkan, kemandirian, toleransi dan hal-hal untuk membekali dirinya yang akan dipakai dalam kehidupan di masyarakat," ujar Didik Suhardi.

Didik Suhardi memaparkan, di pondok pesantren, para santri juga telah diajarkan disiplin, menata waktu, mandiri, yang membentuk karakter etos kerja, gotong royong, dan integritas.

"Gotong royong di pondok pesantren itu luar biasa. Etos kerja dan kemandiriannya juga. Saya kira itulah proses-proses yang ditanamkan sejak dini untuk menyongsong masa depan," kata Didik Suhardi.

Baca Juga: Tuntas Balaskan Dendam, Indonesia Melenggang ke Final Piala Thomas Usai Tekuk Denmark

Setelah mendapatkan pembinaan karakter sejak dini di pondok pesantren, langkah selanjutnya adalah implementasi karakter dalam kehidupan bermasyarakat.

Didik Suhardi menerangkan, proses-proses yang telah dilakukan sejak dini tersebut akan menyongsong keberhasilan dan akan menentukan Indonesia menjadi negara besar dan mempersiapkan Indonesia 2045.

"Penanaman karakter sejak dini akan berhasil membawa menuju 'demographic advantage' pada tahun 2030 dan membawa Generasi Indonesia Emas 2045," pungkas Didik Suhardi.*

Editor: Ibnu Haldun

Sumber: Kemenko PMK

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X