• Selasa, 6 Juni 2023

PN Surabaya Legalkan Pernikahan Beda Agama, MUI: Bertentangan dengan Aturan Agama

- Rabu, 22 Juni 2022 | 10:32 WIB
Majelis Ulama Indonesia (MUI) (Instagram/@muipusat)
Majelis Ulama Indonesia (MUI) (Instagram/@muipusat)

NaraTimes.com - Majelis Ulama Indonesia sangat menyayangkan keputusan Pengadilan Negeri Surabaya yang melegalkan pernikahan beda agama.

Menurut Buya Amirsyah Tambunan selaku Sekjend MUI Pusat dikutip dari Laman MUI Digital, pernikahan beda agama sangat bertentangan dengan aturan negara.

“Kedua pasangan berbeda agama dan berbeda keyakinan bertentangan dengan UU No.1 Tahun 1974 pasal Pasal 2 (1) Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu,” ujar Amirsyah kemarin 21 Juni 2022.

Baca Juga: Menkes Ungkap 5 Target Indonesia di Bidang Kesehatan pada Presidensi G20

Diketahui, Pengadilan Negeri (PN) Surabaya telah mengesahkan pernikahan pasangan beda agama pada senin 20 Juni lalu.

Pernikahan tersebut telah tercatat dalam penetapan Nomor 916/Pdt./2022/PN/Sby.

“Terkait dengan masalah perkawinan beda agama adalah menjadi wewenang pengadilan negeri untuk memeriksa dan memutusnya. Artinya ketika memeriksa dan memutuskan sepatutnya Pengadilan Negeri membatalkan pernikahan tersebut,” tegasnya.

Baca Juga: Segera Klaim Kode Redeem Free Fire, 22 Juni 2022: Dikasih Voucher dan Hadiah FF Lainnya

Pernikahan beda agama di negara Indonesia bertentangan dengan UUD 1945 Pasal 29 tentang kebebasan dan kemerdekaan memeluk keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa dan Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

Baca Juga: Terbatas! Kode Redeem Genshin Impact, 22 Juni 2022: Buruan Klaim Voucher Primogems

Selain itu, pernikahan beda agama juga melawan konstitusi yang telah dijelaskan pada UUD 1945 Pasal 28 B.

Pasal 28 B (1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah.

(2) Setiap orang berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Halaman:

Editor: Ibnu Haldun

Sumber: mui digital

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X