• Selasa, 6 Juni 2023

Membaca Shadow Economy dalam Novel Pulang Karya Tere Liye

- Jumat, 31 Maret 2023 | 16:07 WIB
Novel Pulang Karya Tere Liye
Novel Pulang Karya Tere Liye

NARATIMES.COM – Tere Liye, nama samaran, adalah penulis novel populer di Indonesia. Sepanjang karirnya, ia telah menerbitkan lebih dari 50 buku.

Dalam novelnya yang berjudul Pulang, Tere Liye menyisipkan pengetahuan tentang ekonomi dan bisnis. Ia menyebutnya sebagai "Shadow Economy".

Novel ini bercerita tentang keluarga Tong, penguasa shadow economy yang dipimpin kepala keluarganya, Tauke Besar.

"Shadow economy adalah ekonomi yang berjalan di ruang hitam, di bawah meja. Oleh karena itu, orang-orang juga menyebutnya black market, underground economy," demikian dijelaskan dalam tulisan yang diunggah Tere Liye di laman facebok pribadinya. 

Dia menyebut besaran shadow economy berada di luar imajinasi siapa pun. Beberapa pakar ekonomi menaksir nilai shadow economy setara 18-20% GDP dunia.

Angka sebenarnya, ujar Tere Liye, dua kali lipat dari itu.

"Di negeri ini saja, dengan total produk domestik bruto per tahun 800 milyar dollar, maka nilai transaksi shadow economy lebih dari 320 milyar dollar, atau setara 4.000 triliun rupiah, 40% GDP," tulis Tere Liye.

Tere Liye berhasil mengemas bahasan shadow economy yang rumit dan berat menjadi daya tarik tertentu bagi novel Pulang  yang ia tulis.

Cerita mengenai shadow economy juga berlanjut dalam novel berikutnya, yakni Pergi (2018) dan Pulang-Pergi (2021).

Tere Liye lahir dengan latar belakang ekonomi yang sederhana. Ayah dan Ibunya berprofesi sebagai petani. Ia lahir pada 21 Mei 1979 di Kabupaten Lahat, Sumatra Selatan. Ia merupakan anam keenam dan memiliki enam saudara.

Nama samaran Tere Liye didapat dari sebuah lagu India yang dinyanyikan duet penyanyi India, Lata Mangeshkar dan Roop Kumar Rathod. Tere Liye memilki arti "Untukmu/Demi kamu".

Sebelum menjadi seorang penulis, Tere Liye adalah seorang akuntan. Karirnya sebagai seorang penulis berawal dari hobinya. Baru kemudian ia memulai debut kepenulisannya melalui novel Hafalan Sholat Delisa di tahun 2005.

Novel tersebut kemudian diangkat ke layar lebar dan mendapat sambutan yang hangat. Terlepas dari segala kontroversi yang terjadi pada film yang diberi judul sama dengan novelnya itu, film ini masih memiliki penonton setianya.

Tak hanya itu, novel Tere Liye lainnya pernah diadaptasi menjadi film, yakni Bidadari-Bidadari Surga, Moga Bunda Disayang Allah, dan Rembulan Tenggelam di Wajahmu.

Tere Liye sempat memutuskan untuk tidak menerbitkan buku-bukunya lantaran tingginya pajak buku dan royalti bagi penulis. Menurutnya, sistem perpajakan itu seolah tidak berpihak kepada penulis.

Halaman:

Editor: Annastasia F

Sumber: Wikipedia

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Kota Bogor Punya Maskot Baru, Namanya RuBo

Senin, 5 Juni 2023 | 17:49 WIB

Hayu Ah! Asep Sedunia Kumpul di Garut 15 Juli

Sabtu, 3 Juni 2023 | 15:58 WIB

Kisah Serial-THE POWER OF REASON, Mental Juara

Sabtu, 13 Mei 2023 | 11:04 WIB

Kucing Kampung, dari Mana Asalnya?

Selasa, 9 Mei 2023 | 22:54 WIB
X