NARATIMES.COM – Manusia pada hakikatnya tidak bisa tumbuh tanpa bantuan orang lain. Seorang anak membutuhkan orang tuanya dan seorang murid belajar banyak hal dari gurunya.
Sementara itu, terdapat hubungan antara orang kecil dan orang besar dalam relasi sosial atau relasi antara masyarakat banyak dan elite. Relasi sosial ini pada kultur Jawa dikenal dengan istilah wong cilik dan priyayi alias priayi.
Istilah priayi tertuju pada golongan orang yang dianggap terhormat, sedangkan wong cilik merujuk pada rakyat jelata atau orang kebanyakan.
Kata priayi konon berasal dari dua kata Jawa para dan yayi yang secara harfiah berarti "para adik", maksudnya adalah para adik raja.
Namun, Robson (1971) berpendapat kata ini bisa pula berasal dari kata dalam bahasa Sanskerta priyā, yang berarti kekasih.
Priayi Keraton dan Priayi Jabatan
Gelar priayi dalam kultur Jawa dikenal terkait dengan kedudukan dirinya sebagai keturunan keraton atau terkait dengan keraton.
Sementara itu, pada masa kolonial Belanda dikenal kelompok priayi karena jabatan yang diperolehnya.
Gelar priayi dari Keraton memiliki tingkatan tersendiri. Golongan priayi tertinggi disebut Priayi Ageng atau bangsawan tinggi.
Gelar seorang priayi juga dapat meningkat seiring bertambahnya usia (Prasetya, 2009).
Relasi Wong Cilik dan Priayi
Priayi dan wong cilik digambarkan saling membutuhkan satu sama lain. Priayi membutuhkan kerja keras dan kegigihan wong cilik yang mengabdi kepada dirinya.
Sebaliknya, wong cilik membutuhkan priayi sebagai sosok yang mereka anggap bisa dijadikan contoh dan tempat menaruh pengabdian sesuai dengan porsinya.
Gambaran wong cilik di masa lalu biasanya seperti “menitipkan dirinya” dengan cara mengabdi kepada priayi (Hartono, 2008).
Wong cilik bekerja apa saja agar bisa mengabdi kepada priayi. Imbalannya, selain perasaan bangga karena sudah mengabdi, wong cilik merasa diayomi dan dilindungi, serta mendapat upah yang dinilainya sebagai berkah dari priayi tempatnya mengabdi.
Artikel Terkait
Ternyata Serial Layangan Putus Berbeda dengan Novel Karya Mommy ASF, Simak Faktanya
Sentilan Sri Mulyani ke Pegawai di Lingkungan Kemenkeu, Kalau Anda Mewah Bukan Keren, Rakyat Marah..
Membaca Shadow Economy dalam Novel Pulang Karya Tere Liye