• Rabu, 31 Mei 2023

Peristiwa Isra Miraj Ajarkan tentang Ketabahan dan Optimisme yang Relevan dengan Bangsa Indonesia

- Senin, 20 Februari 2023 | 09:18 WIB
Ilustrasi peristiwa Isra Miraj (instagram)
Ilustrasi peristiwa Isra Miraj (instagram)

 

NARATIMES.COM - Pesan moral dari peristiwa Isra dan Miraj yang relevan dengan bangsa Indonesia adalah ajaran tentang ketabahan dan optimisme.

Sejarah Islam mencatat, Nabi Muhammad diajak bermi’raj ke Shidratul Muntaha saat mengalami kesedihan pasca wafatnya istri tercinta, Siti Khadijah dan paman yang ia sayangi, Abu Thalib.

"Peristiwa itu dicatat sebagai tahun kesedihan. Tapi setelah bermi’raj, Nabi kembali optimis. Mari kita ambil pelajaran berharga ini. Sebagai bangsa kita tidak boleh terus berduka akibat pandemi Covid-19. Kesedihan bisa diganti kebahagiaan asalkan kita optimis, mau bekerja, seperti yang dialami Nabi usai bermi’raj," ujar Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah.

Baca Juga: Ahmad Munasir Terdeteksi Masuk Amerika Lewat Boston

Menurut Wakil Sekretaris Dewan Penasihat PP Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) itu, makna etimologis 'Shidratul Muntaha' dalam Al-Quran surat Al-Najm ayat 14 adalah '’Pohon Penghabisan'.

Kata pohon dalam Bahasa Arab juga disebut 'syajarah', yang dipakai untuk memaknai kata sejarah dalam makna histori.

"Itu artinya, setiapkali kita memperingati peristiwa Isra dan Miraj, kita diminta untuk merenungkan sejarah kita, sejarah bangsa kita, sebagaimana Rasulullah takjub melihat Shidratul Muntaha atau pohon kehidupan bangsa-bangsa sejak masa lalu sampai masa mendatang. Di sinilah kita menjadi paham mengapa Bung Karno pada pidato terakhir HUT Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1966 mengingatkan kita semua agar tidak melupakan sejarah bangsa kita sendiri, yang beliau sebut Jas Merah atau jangan sekali-kali meninggalkan sejarah," jelas Ahmad Basarah.

Baca Juga: SIM Keliling Wilayah DKI Jakarta pada 20 Februari 2023 ada di Empat Lokasi

Selain itu, salah satu pesan moral lainnya dari peristiwa Isra dan Mi’raj Rasulullah Muhammad SAW adalah larangan keras menyebarkan hoaks dan fitnah.

Bahkan di saat terjadi perang ideologi sekalipun.

Saat Nabi dituduh berbohong mendapatkan wahyu dari Jibril, lewat peristiwa Mi’raj Allah SWT membuktikan pertemuan fisik antara Nabi dengan Jibril di Shidratul Muntaha.

"Periode penyebaran Islam di Makkah bisa diibaratkan sebagai perang ideologi antara politeisme melawan monoteisme. Pada saat itu terjadilah kontestasi dan perang urat syaraf, tapi Nabi memberi teladan mulia bahwa beliau tidak pernah menyebarkan hoaks demi memenangkan pertempuran. Verifikasi data terjadi dalam peristiwa Isra dan Miraj, Nabi bertemu Jibril secara fisik seperti dijelaskan dalam surat Al-Najm ayat 13," jelas Ahmad Basarah.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca 20 Februari 2023: Jabodetabek Hujan di Siang Hari

Untuk itu, Ketua Fraksi PDI Perjuangan ini mengajak semua pihak tidak menjadikan peristiwa Isra Mi’raj hanya sebagai seremoni tahunan belaka, tapi menjadikannya teladan berharga dalam berbangsa dan bernegara.

Halaman:

Editor: Ari Utari

Sumber: MPR RI

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Kisah Serial-THE POWER OF REASON, Mental Juara

Sabtu, 13 Mei 2023 | 11:04 WIB

Kucing Kampung, dari Mana Asalnya?

Selasa, 9 Mei 2023 | 22:54 WIB

Makna Silaturrahim dan 10 Keutamaannya

Sabtu, 22 April 2023 | 06:06 WIB

Khutbah Jumat: Cara Meraih Malam Lailatul Qadar

Jumat, 14 April 2023 | 09:17 WIB
X